Social Icons

.

Minggu, 02 Maret 2014

ISPA (Infeksi saluran napas akut)

ISPA (Infeksi saluran napas akut)

Siapa bilang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) hanya diderita oleh kalangan menengah ke bawah.  Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Walaupun pada musim kering penderita cenderung meningkat, akan tetapi sepanjang tahun penyakit ini selalu ada.
Sampai saat ini ISPA merupakan masalah kesehatan  terutama menyerang balita yang umum ditemui baik  di negara maju maupun negara berkembang. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 kali serangan  ISPA setiap tahunnya.  40 % -60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA.
Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain-lain. ISPA bagian atas umumnya disebabkan oleh Virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri , virus dan mycoplasma. ISPA dibagi menjadi Penumonia dan bukan Pneumonia. Letak perbedaannya adalah pada ada tidaknya nafas cepat dan tarikan dinding dada.
  1. Cara Penularan
ISPA adalah jenis penyakit yang ditularkan lewat udara. Artinya pada saat seseorang terkena ISPA lalu dia batuk, bersin atau bernafas, bakteri atau zat virus yang menyebabkan ISPA dapat ditularkan pada orang lain (orang lain menghirup kuman tersebut). Karena itulah ISPA sangat mudah menular. ISPA nggak bisa ditularkan lewat makanan atau minuman, atau lewat sentuhan kulit lho.
  1. Faktor Resiko
Yang dimaksud faktor resiko disini itu, hal-hal yang mempermudah seseorang tertular penyakit dan yang bisa memperberat kondisi penyakit ISPA tersebut. Berbagai hal tersebut adalah:
a. Faktor host (diri)
  • Usia
Penyakit ini paling suka menyerang anak usia dibawah 3 tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering menderita ISPA daripada usia yang lebih lanjut.
  • Jenis kelamin
Ternyata anak perempuan lebih sering terserang penyakit ini dibanding laki-laki lho. Waahhh, beruntunglah ibu-ibu yang punya anak laki-laki. Tapi ini menurut penelitian  di Denmark sono, kalau di Indonesia sih nggak tahu ya udah ada yang neliti belum?
  • Status gizi
Sebenarnya kaitan antara ISPA dengan status gizi ini rada susah dijelasin. Kenapa??? Karena mereka itu saling berinteraksi, saling mempengaruhi. Anak yang sering terserang ISPA akan mempengaruhi status gizi seseorang (terutama anak) karena zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya justru digunakan untuk membantu penyembuhan penyakit.
Sebaliknya anak yang gizinya kurang juga cenderung akan mudah sakit. Jadi begitulah adanya, keduanya memang merupakan satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan.
  • Status imunisasi
Kalau yang satu ini sudah banyak peneliti yang membuktikannya, bahwa memang imunisasi yang lengkap akan sangat membantu seseorang tidak gampang terserang ISPA. Dan kalaupun dia sampai sakit juga, tingkat keparahannya lebih ringan dibandingkan orang yang tidak diimunisasi secara lengkap.
  • Pemberian suplemen vitamin A
Pemberian vitamin A pada balita sangat berperan untuk masa pertumbuhannya, daya tahan tubuh dan kesehatan terutama pada penglihatan, reproduksi, sekresi mukus dan untuk mempertahankan sel epitel yang mengalami diferensiasi. Inilah yang menyebabkan dia lebih tahan terhadapa serangan penyakit.
  • Pemberian air susu ibu (ASI)
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama kehidupannya. ASI bukan hanya merupakan sumber nutrisi bagi bayi tetapi juga sebagai sumber zat antimikroorganisme yang kuat, karena adanya beberapa faktor yang bekerja secara sinergis membentuk sistem biologis. ASI dapat memberikan imunisasi pasif melalui penyampaian antibodi dan sel-sel imunokompeten ke permukaan saluran pernafasan atas.
b. Faktor lingkungan
  • Pencemaran udara dalam rumah
Asap yang dihasilkan dari rokok dan pembakaran bahan bakar untuk memasak dengan konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme pertahan paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA. Oleh sebab itu dapur hendaknya tidak bersatu dengan kamar tidur, ruang tempat bayi dan anak balita bermain. Dan salah satu poin dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tidak merokok didalam ruangan.
  • Ventilasi rumah
Ventilasi yaitu proses penyediaan udara atau penyebaran udara ke atau dari ruangan baik secara alami maupun secara mekanis. Fungsinya yaitu:
v Mensuplai udara bersih yaitu udara yang mengandung kadar oksigen yang optimum bagi pernapasan.
v Membebaskan udara ruangan dari bau-bauan, asap ataupun debu dan zat-zat pencemar lain dengan cara pengenceran udara.
v Mengeluarkan kelebihan udara panas yang disebabkan oleh radiasi tubuh, kondisi evaporasi ataupun keadaan eksternal.
v Mendistribusikan suhu udara secara merata.
  • Kepadatan hunian rumah
Kepadatan hunian dalam rumah menurut keputusan menteri kesehatan nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan rumah, satu orang minimal menempati luas rumah 8m². Dengan kriteria tersebut diharapkan dapat mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas.Keadaan tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam rumah yang telah ada.
Jadi, kalau Cuma mampu beli rumah yang tipe RSS maksimal bisa punya anak berapa ya??? Auk ah…, malas ngitung.
c. Faktor perilaku
Perilaku yang paling berpengaruh disini adalah perilaku ibu dan keluarga dalam upaya mencegah dan merawat anggota keluarganya yang terserang ISPA. Keluarga berperan penting karena penyakit ISPA merupakan penyakit yang ada sehari-hari di dalam masyarakat atau keluarga. Hal ini perlu mendapat perhatian serius oleh kita semua karena penyakit ini banyak menyerang balita, sehingga ibu balita dan anggota keluarga yang sebagian besar dekat dengan balita mengetahui dan terampil menangani penyakit ISPA ini ketika anaknya sakit. Sooo….. yang punya niat buat married and punya baby kudu belajar dulu nih.
Keluarga perlu mengetahui serta mengamati tanda keluhan dini pneumonia dan kapan mencari pertolongan dan rujukan pada sistem pelayanan kesehatan agar penyakit anak balitanya tidak menjadi lebih berat.
Dalam penanganan ISPA tingkat keluarga keseluruhannya dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: perawatan penunjang oleh ibu balita; tindakan yang segera dan pengamatan tentang perkembangan penyakit balita; pencarian pertolongan pada pelayanan kesehatan
  1. Perjalanan Penyakit
Perjalanan penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh, timbulnya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yang dibagi dalam 4 tahapan.
  • Tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita belum menunjukkan reaksi apa-apa.
  • Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya memang sudah rendah.
  • Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit. Timbul gejala demam dan batuk.
  • Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat, yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh dengan ateletaksis, menjadi kronis dan dapat meninggal akibat pneumonia.
  1. Pencegahan Penyakit
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mencegah penyakit ISPA.
  1. Menjaga keadaan gizi tetap dalam keadaan baik. Berikan ASI eksklusif (hanya ASI tanpa makanan dan minuman lain sampai bayi berusia 6 bulan). Makan makanan yang seimbang, beraneka ragam termasuk sayur dan buah. Tidak perlu yang mahal tapi bergizi.
  2. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, cukup istirahat dan olahraga teratur.
Misalnya saja tidak merokok di dalam ruangan, menjaga lingkungan sekitar dalam keadaan bersih.
  1. Membiasakan cuci tangan.
Cici tangan dengan sabun dan air mengalir setiap habis BAK/BAB, mau makan, menyiapkan makanan.
  1. Berikan imunisasi seperti Hib, DPT, PCV.
Untuk imunisasi DPT yang berguna untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus merupakan salah satu jenis imunisasi dasar bagi bayi yang ditanggung oleh Pemerintah. Artinya gratissss….
  1. Hindari kontak terlalu dekat dengan penderita ISPA.
Bagi yang lagi sakit juga sadar diri dong, pakai masker misalnya. Trus jangan suka dekat-dekat terutama dengan bayi dan anak kecil karena merekakan emang paling rentan.
  1. Ventilasi rumah yang cukup.
Selain jumlah ventilasi yang cukup juga pemakaiannya agar fungsi ventilasi maksimal. Kalau misalnya rumah punya banyak jendela tapi nggak pernah dibuka atau ketutup tirai yang tebal ya percuma dong.
  1. Perawatan Penyakit
Naahh…. ini penting nih terutama bagi ibu-ibu. Beberapa hal yang perlu dikerjakan untuk mengatasi penderita ISPA di rumah adalah:
a. Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan obat yang mengandung parasetamol (tapi dosisnya sesuaikan dengan petunjuk dokter ya) atau dengan kompres, tapi bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
c. Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi misalkan yang menyusui tetap diteruskan.
d. Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
e. Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap.
Yang perlu diingat adalah ini semua kan perawatan sederhana dan penderita sebaiknya secepatnya di bawa berobat kedokter atau petugas kesehatan.
Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik oleh dokter, selain tindakan diatas obat yang diperoleh tersebut HARUS diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.

0 komentar:

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates